Ketika sedang mengalami gangguan pencernaan seperti muntah dan diare, biasanya nafsu makan ikut menurun. Di sisi lain, tubuh tetap memerlukan asupan makanan agar tubuh Anda tidak kekurangan nutrisi. Dari sinilah para ahli merekomendasikan diet BRAT yang aman bagi saluran pencernaan dan dapat menjadi sumber tenaga bagi tubuh Anda.
Apa Itu Diet BRAT?
Diet BRAT merupakan singkatan dari banana (pisang), rice (nasi), applesauce (saus apel), dan toast (roti panggang). Bahan makanan ini merupakan makanan yang direkomendasikan ketika Anda sedang mengalami gangguan pencernaan akibat keracunan makanan, infeksi virus atau masalah pencernaan lainnya.
Dilansir dari Healthline, pola makan yang hambar dan mudah dicerna ini dipercaya dapat meringankan masalah perut dan mengurangi pembentukan tinja. Roti dan nasi sebagai sumber karbohidrat sederhana merupakan makanan yang mudah dicerna sehingga bermanfaat sebagai sumber energi. Makanan tersebut juga tidak mengandung bumbu yang dapat mengiritasi saluran pencernaan.
Sedangkan pisang dan apel merupakan buah yang kaya akan potasium dan berkhasiat membantu penyerapan air pada feses. Akibatnya, tinja yang keluar menjadi semakin padat dan tidak terlalu encer. Selain itu, apel juga mengandung pektin yang dapat membantu meringankan diare.
Alternatif Menu Diet BRAT
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa Anda tidak perlu terpaku pada menu diet BRAT ketika sedang mengalami gangguan pencernaan. Kuncinya, makanlah makanan yang tawar dan lembut untuk meringankan kerja saluran pencernaan.
Alternatif makanan yang bisa Anda konsumsi adalah makanan yang rendah serat untuk membantu memadatkan tinja, di antaranya:
- Biskuit
- Sereal atau oatmeal rendah serat
- Kentang rebus atau kentang panggang
Sedangkan untuk makanan yang perlu dihindari antara lain:
- Susu dan olahannya
- Makanan berlemak
- Makanan kaya protein
- Sayuran, termasuk salad hijau, brokoli, bunga kol
- Buah yang memiliki rasa asam seperti anggur, jeruk, lemon
Kapan Diet BRAT bisa Diterapkan?
Anda bisa menerapkan diet BRAT ketika mengalami diare atau ketika mengalami gangguan perut. Menu diet BRAT bisa menjadi pilihan ketika nafsu makan turun dan badan terasa lemas.
Namun apabila gangguan pencernaan diiringi dengan diare, Anda tetap harus mencukupi kebutuhan cairan untuk mencegah dehidrasi. Tidak harus selalu minum air untuk memenuhi kebutuhan cairan. Anda juga dapat mengonsumsi minuman berelektrolit, jus buah encer, dan makanan berkuah kaldu sebagai sumber hidrasi tubuh.
Meskipun direkomendasikan untuk membantu mengatasi masalah pencernaan, namun para ahli tidak menyarankan untuk menjalani diet BRAT terlalu lama. Ketika frekuensi muntah dan diare menurun, Anda dianjurkan untuk secara perlahan mengonsumsi makanan normal yang kaya akan protein dan lemak.
Dilansir dari Cleveland Clinic, diet BRAT sebaiknya hanya dikonsumsi satu atau dua hari hingga gejala masalah pencernaan Anda membaik. Pola makan ini tidak disarankan untuk jangka panjang karena tidak bisa mencukupi seluruh kebutuhan nutrisi harian Anda.
Pola makan diet BRAT cenderung rendah protein dan lemak sehingga jika diterapkan sehari-hari akan membuat badan terasa lemas tidak bertenaga. Selain itu, diet BRAT yang dilakukan dalam waktu lama juga dapat memperlambat proses pemulihan akibat infeksi.
Diet BRAT dapat menjadi solusi sementara bagi Anda yang mengalami gangguan pencernaan. Namun jika kondisi Anda sudah membaik, maka segera lengkapi menu makan Anda dengan gizi seimbang.
Gangguan pencernaan akibat infeksi virus atau bakteri umumnya berlangsung selama 2-3 hari. Jika gejala tidak membaik, maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina